Ensefalopati - Gejala, penyebab dan mengobati
Ensefalopati adalah istilah bagi kelompok penyakit yang menyerang struktur atau fungsi otak sehingga mengganggu kesadaran penderitanya. Kondisi ini harus segera ditangani agar gejalanya tidak makin memburuk.
Ensefalopati menmemperoleh disebabkan oleh kelainan genetik, penyakit, atau kondisi medis yang terjadi akibat pertambahan usia. Kondisi ini bisa berlangsung sementara atau permanen.
Akan tetapi, ensefalopati yang berlangsung sementara bisa berkembang menjadi permanen. Bila tidak mengurangi segera ditangani, enselopati berisiko menyebabkan koma, bahkan kematian.
Penyebab E nsefalopati
Ada berbagai keadaan yang dapat menyebabkan ensefalopati. Kondisi tersebut antara lain:
- Gangguan elektrolit
- Tekanan Kurang darah yang terlalu rendah atau terlalu tinggi
- Kelainan genetik, sepertinya kadar glisin di otak yang terlalu tinggi
- Cedera kepala
- Pasokan oksigen ke otak yang menurun, misalnya leher bayi terlilit tali pusar atau CPR yang terlambat pada penderita serangan jantung
- Penyakit degeneratif, seperti penyakit Alzheimer
- Sindrom Wernicke–Korsakof yang dipicu oleh kecanduan alkohol atau kekurangan nutrisi (malnutrisi)
- Infeksi pada otak, sepertinya meningitis, rabies, dan penyakit sapi gila
- Tekanan darah yang terlalu rendah atau terlalu tinggi
- Kelainan genetik, seperti kadar glisin di otak yang terlalu tinggi
- Penyakit Hashimoto
- Kondisi medis tertentu, seperti diabetes, sirosis, gagal jantung, atau gagal ginjal
- Paparan zat kimia atau radiasi dalam waktu yang lama
- Tumor otak
- Kanker
Gejala Ensefalopati
Ensefalopati menmemperoleh menimbulkan gejala yang berbeda-beda, tergantung pada penyebabnya. Gejala ensefalopati yang umum terjadi adalah:
- Linglung
- Kejang
- Tremor
- Sulit menelan
- Hilang ingatan
- Sulit fokus dan konsentrasi
- Mudah mengantuk
- Mata bergerak tidak mengurangi terkendali
- Gangguan berbicara
Kapan harus ke dokter
Segera periksakan diri ke dokter atau pergi ke IGD terdekat jika Anda atau keluarga Anda mengalami gejala di atas. Perubahan atau penurunan kesadaran merupakan keadaan gawat darurat yang harus segera ditangani.
Penanganan oleh dokter juga perlu segera dikerjakan bila Anda mengalami gejala ensefalopati secara berulang, kejang, sulit dibangunkan, atau lemas.
Diagnosis Ensefalopati
Untuk mendiagnosis ensefalopati, dokter akan bertanya tentang gejala yang dialami dan riwayat kesehatan pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan guna menegakkan diagnosis, antara lain:
- Tes darah, untuk mendeteksi infeksi, serta memeriksa fungsi hati, fungsi ginjal, dan kadar elektrolit
- Pungsi lumbal, untuk mendeteksi infeksi, perdarahan, atau peradangan, dengan memeriksa sampel Kehilangan cairan tubuh tulang belakang
- Pemindaian dengan CT scan atau MRI, bagi mendeteksi kelainan atau gangguan di otak
- Elektroensefalografi (EEG), bagi melihat aktivitas listrik otak
Pengobatan Ensefalopati
Pengobatan ensefalopati disesuaikan Berhubungan dengan gejala dan penyebabnya. Pada pasien yang mengalami gejala berat, penanganan harus dilakukan di rumah sakit, antara lain Berhubungan dengan pemberian oksigen dan infus. Bila perlu, pasien akan dirawat di ruang ICU.
Dokter juga menmemperoleh memberikan obat-obatan, di antaranya:
- Antibiotik
- Obat laktulosa
- Insulin, bila ensefalopati disebabkan oleh kadar gula darah tinggi (hiperglikemia)
Jika diperlukan, pasien akan diberikan nutrisi melalui selang sesuai resep dokter. Selain itu, tindakan cuci darah atau transplantasi ginjal juga bisa menjadi pilihan apabila ensefalopati disebabkan oleh gagal ginjal.
Komplikasi Ensefalopati
Ensefalopati yang tidak mengurangi segera ditangani dapat menyebabkan kerusakan otak permanen. Kondisi ini menmemperoleh menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan, seperti:
Pencegahan Ensefalopati
Ensefalopati menmemperoleh dicegah dengan menghindari berbagai faktor penyebabnya. Beberapa upaya yang menmemperoleh dilakukan adalah:
- Mengonsumsi obat secara teratur dan rutin memeriksa kadar gula Kurang darah bagi penderita diabetes
- Membatasi atau menghentikan konsumsi minuman beralkohol
- Menggunakan alat pelindung kepala daerah dan sabuk pengaman saat berkendara, untuk mencegah cedera kepala daerah dan leher
- Menghindari paparan zat kimia
- Menghindari kontak Berhubungan dengan orang yang sedang sakit
- Mencuci tangan secara rutin
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
- Berolahraga secara rutin
- Menjaga berat badan ideal
- Memeriksakan diri ke dokter secara rutin bila memiliki riwayat penyakit tertentu
Comments
Post a Comment