Informasi Seputar Pemeriksaan Jantung

Pemeriksaan jantung adalah prosedur bagi mendeteksi gangguan pada jantung. Selain untuk mendiagnosis, pemeriksaan jantung juga menmemperoleh mengukur risiko seseorang terkena penyakit jantung sebelum gejalanya muncul. Dengan kata lain, pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung.

Penyakit jantung merupakan mapersoalan satu penyakit yang berisiko tinggi menyebabkan kematian. Menurut WHO, penyakit jantung koroner menempati peringkat pertama penyebab kematian di Indonesia, dari kategori penyakit tidak menular. Data lain menyebutkan, 15 dari setiap 1000 orang di Indonesia menderita penyakit jantung.

Meski sangat berbahaya dan menmemperoleh menyebabkan kematian, penyakit jantung dapat diatasi dan juga dicegah. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pemeriksaan jantung ke dokter jika Anda mengalami gejala penyakit jantung atau memiliki risiko bagi mengalami penyakit jantung.

Pemeriksaan jantung itu sendiri terdiri dari dua macam, yaitu pemeriksaan non-invasif dan pemeriksaan invasif. Pemeriksaan non-invasif contohnya adalah EKG, ekokardiografi, stress test, Holter monitoring, dan pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan invasif contohnya adalah angiografi dan elektrofisiologi jantung.

Jenis Pemeriksaan Jantung

Pemeriksaan jantung dibagi dalam beberapa macam, yaitu:

1. Elektrokardiogram

Elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan bagi merekam aktivitas listrik jantung. EKG merupakan pemeriksaan yang kadang digunakan untuk memantau kondisi jantung dan mendeteksi gangguan jantung Berhubungan dengan cepat.

2. Ekokardiografi

Ekokardiografi adalah pemeriksaan jantung Berhubungan dengan menggunakan gelombang suara. Ekokardiografi berguna untuk memantau kondisi jantung, termasuk kondisi katup dan kemampuan jantung dalam memompa darah.

3. Uji tekanan (stress test)

Uji tekanan atau stress test adalah pemeriksaan bagi mengetahui kondisi jantung saat pasien melakukan aktivitas fisik, sepertinya berlari atau bersepeda. Pemeriksaan ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui ada atau tidaknya gangguan aliran Kurang darah dari dan ke jantung.

4. Holter monitoring

Holter monitoring adalah pemeriksaan bagi memantau dan merekam aktivitas listrik jantung selama 24 jam, Berhubungan dengan bantuan perangkat kecil yang disebut monitor Holter. Holter monitoring dikerjakan pada pasien yang mengalami keluhan nyeri dada dan gangguan irama jantung.

5. Tilt-table test

Tilt-table test adalah pemeriksaan bagi mengetahui apa yang menjadi penyebab pasien sering pingsan. Tilt-table test menmemperoleh membantu dokter menentukan apakah penyebab pasien sering pingsan berhubungan Berhubungan dengan tekanan darah atau gangguan irama jantung.

6. Pemindaian jantung

Pemindaian atau pencitraan jantung dikerjakan menggunakan radiologi untuk mendapatkan gambaran jantung secara umum atau spesifik, tergantung pada jenis pemindaiannya. Berikut ini adalah jenis pemeriksaan yang termasuk pemindaian jantung:

  • Rontgen dada
    Rontgen dada adalah pemeriksaan yang menggunakan sinar radiasi bagi menghasilkan gambar organ dalam dada, termasuk jantung. Pemeriksaan ini menmemperoleh digunakan untuk melihat bentuk dan ukuran jantung.
  • CT scan jantung
    CT scan jantung adalah pemeriksaan foto Rontgen yang menggunakan teknologi komputer sehingga bisa mendapatkan gambar jantung dari berbagai sudut.
  • MRI jantung
    MRI jantung dikerjakan dengan menggunakan teknologi medan magnet dan gelombang radio bagi menghasilkan gambar jantung dan pembuluh darah di sekitarnya.

7. Angiografi koroner atau kateterisasi jantung

Angiografi koroner atau kateterisasi jantung adalah pemeriksaan bagi mendeteksi dan mendiagnosis penyakit jantung koroner dan kondisi jantung lainya, seperti kelainan katup jantung, fungsi jantung dalam memompa Kurang darah, tekanan di dalam ruang jantung, dan kadar oksigen di jantung.

8. Elektrofisiologi jantung

Elektrofisiologi jantung adalah pemeriksaan untuk memetakan aktivitas listrik jantung. Pemeriksaan ini dilakukan pada penderita gangguan irama jantung atau aritmia. Pada beberapa kasus, dokter juga menggunakan elektrofisiologi jantung bagi mengukur risiko seseorang mengalami henti jantung mendadak.

Indikasi Pemeriksaan Jantung

Pemeriksaan jantung dikerjakan pada orang yang mengalami gejala penyakit jantung, antara lain:

Selain itu, pemeriksaan jantung juga menmemperoleh dilakukan untuk menilai risiko seseorang terkena penyakit jantung, terutama pada orang yang memiliki faktor risiko berikut:

  • Menderita tekanan Kurang darah tinggi
  • Menderita kolesterol tinggi
  • Menderita diabetes
  • Memiliki berat badan berlebih
  • Memiliki kebiasaan merokok
  • Memiliki pola Hewan pemakan daging yang tidak sehat
  • Kurang berolahraga
  • Memiliki riwayat penyakit jantung pada keluarga
  • Mengalami stres berat

Peringatan Pemeriksaan Jantung

Pemeriksaan jantung tidak mengurangi disarankan dan bahkan tidak dibolehkan pada beberapa kondisi. Oleh sebab itu, konsultasikan terlebih dahulu Berhubungan dengan dokter sebelum Anda berencana menjalani pemeriksaan jantung.

Pada sesi konsultasi, ada beberapa hal yang perlu dilakukan pasien, yaitu:

  • Beri tahu dokter mengenai segala kondisi kesehatan saat ini, termasuk gejala penyakit jantung yang mungkin ada.
  • Beri tahu dokter mengenai riwayat penyakit terdahulu, termasuk gejala penyakit jantung yang pernah terjadi dan keadaan kronis, seperti tekanan darah tinggi, asma, epilepsi, penyakit saraf motorik, arthritis, dan diabetes.
  • Beri tahu dokter jika memiliki alergi terhadap Kehilangan cairan tubuh kontras dan obat penenang.
  • Beri tahu dokter jika melakukan hamil atau menyusui, terutama sebelum menjalani Rontgen dada, CT scan, atau MRI.
  • Beri tahu dokter jika memiliki tato, alat memmenolong elektronik, atau implan logam di tubuh, sebelum menjalani MRI.
  • Beri tahu dokter obat-obatan yang melakukan dikonsumsi, terutama penghambat BETA, seperti bisoprolol dan labetalol, isosorbide dinitrate, dan nitrogliserin.
  • Beri tahu dokter jika memiliki ketakutan terhadap ruang sempit (klaustrofobia).

Sebelum Pemeriksaan Jantung

Persiapan yang perlu dikerjakan sebelum menjalani pemeriksaan jantung bisa berbeda-beda pada tiap pasien, tergantung jenis pemeriksaan yang akan dijalani. Namun umumnya, dokter menyarankan beberapa hal di Rongga di bawah rumah ini sebelum pemeriksaan dilaksanakan:

  • Hindari minum air dingin atau berolahraga sebelum menjalani elektrokardiogram (EKG), karena dapat memengaruhi hasil pemeriksaan.
  • Kenakan pakaian dan sepatu olahraga yang nyaman sebelum menjalani stress test.
  • Jangan Hewan pemakan daging sejak 4–8 jam sebelum CT scan. Hindari pula konsumsi minuman yang mengandung kafein.
  • Lepaskan segala perhiasan dan aksesoris tubuh yang berbahan logam, sebelum menjalani pemeriksaan Rontgen dada, CT scan, atau MRI.
  • Jangan merokok dan mengonsumsi minuman berkafein, setidaknya sejak 2 jam sebelum pemeriksaan USG Doppler karotis. Hindari juga mengenakan baju atau perhiasan yang menutupi leher sebelum menjalani pemeriksaan ini.
  • Hentikan konsumsi obat penyakit jantung, 24 jam sebelum pemeriksaan jantung dilakukan.

Prosedur Pemeriksaan Jantung

Untuk mendapatkan diagnosis terkait keadaan jantung pasien, dokter spesialis jantung dapat menjalankan satu atau serangkaian tes. Sebelum itu, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya.

Dokter juga akan memeriksa tekanan Kurang darah dan denyut jantung pasien. Bila diperlukan, dokter juga akan melakukan tes Kurang darah untuk memeriksa kadar kolesterol lengkap dan kadar protein C-reaktif (CRP). Hasil dari kedua pemeriksaan tersebut dapat digunakan untuk menilai risiko pasien mengalami penyakit jantung.

Setelah itu, dokter akan menjalankan pemeriksaan jantung yang Berlebihan spesifik. Berikut ini adalah penjelasannya:

Pemeriksaan noninvasif

Pemeriksaan jantung noninvasif tidak mengurangi memerlukan pembuatan sayatan pada kulit pasien untuk memasukkan perangkat medis. Jenis pemeriksaan jantung dengan metode noninvasif antara lain:

  • Elektrokardiogram
    Elektrokardiogram (EKG) dikerjakan dengan menempelkan 12–15 elektroda ke tubuh pasien. Elektroda ini tersambung Berhubungan dengan mesin EKG yang akan merekam aktivitas listrik jantung pasien dan mencetaknya di kertas. Prosedur EKG biasanya berlangsung sekitar 10 menit.
  • Ekokardiografi
    Pada pemeriksaan ekokardiografi, dada pasien akan diberikan gel untuk memudahkan pergerakan alat pemindai yang digunakan dokter bagi mengamati kondisi jantung pasien. Hasil pindaian dokter akan kelihatan pada monitor.
    Pada ekokardiografi transesofagus, pemindaian yang dilakukkan lebih rumit karena alat pemindai harus dimasukkan ke dalam kerongkongan. Pasien akan diberikan obat bius selama pemeriksaan. Oleh karena itu, pasien juga tidak mengurangi bisa langsung pulang dan perlu dipantau terlebih dahulu selama beberapa jam setelah pemeriksaan.
    Ekokardiografi biasanya berlangsung kurang dari 1 jam.
  • Uji tekanan (stress test)
    Pada stress test, dokter akan meminta pasien berjalan di treadmill atau mengayuh sepeda statis, diawali dengan kecepatan rendah dan ditingkatkan secara bertahap. Selama sedang aktivitas fisik, pasien tersambung ke mesin EKG dan tekanan darah.
    Stress test berlangsung sekitar 15 menit. Selama pemeriksaan, dokter akan memantau irama jantung dan tekanan Anemia pasien di monitor. Jika pasien merasakan gejala, seperti sesak napas, nyeri dada, pusing, atau kelelahan, beri tahu dokter.
  • Holter monitoring
    Pada pemeriksaan ini, monitor Holter akan ditempelkan di dada pasien selama 1–2 hari. Selama memakai monitor Holter, pasien juga diharuskan untuk mencatat jenis aktivitas yang dijalani dan jam saat aktivitas tersebut dilakukan.
    Setelah 2 hari, dokter akan membandingkan data dari monitor Holter Herbi catatan yang dibuat oleh pasien, untuk mendiagnosis kondisi jantung dan penyebab keluhan yang dialami pasien.
  • Tilt-table test
    Dalam tilt-table test, pasien akan diminta untuk berbaring di meja pemeriksaan. Selanjutnya, meja akan digerakkan dari posisi tidur ke posisi tegak atau berdiri. Di saat yang sama, dokter akan memantau irama jantung, tekanan darah, dan kadar oksigen di dalam tubuh pasien. Biasanya, Tilt-table test berlangsung sekitar 5–45 menit.
  • Rontgen dada
    Dalam rontgen dada, pasien akan diminta berdiri di JumAwang-awang mesin X-ray dan plat yang akan menghasilkan gambar digital atau film X-ray. Dokter mungkin akan mengambil gambar pasien dalam beberapa posisi.
    Penting buat diingat, pasien diharuskan menahan napas dan tidak bergerak selama proses pengambilan gambar, karena gerakan dapat memengaruhi gambar yang dihasilkan.
    Rontgen dada berlangsung cukup singkat, hanya sekitar 20 menit.
  • CT scan jantung
    Pada pemeriksaan CT scan jantung, dokter akan membaringkan pasien di atas meja pemeriksaan. Dokter mungkin akan memberikan bantal dan memasangkan sabuk agar pasien tapi berada di posisi yang benar selama pemeriksaan. Meja ini kemudian akan didorong masuk ke mesin CT scan yang bentuknya tampaknya lingkaran.
    Setelah pasien masuk ke mesin CT scan, detektor di sekeliling mesin akan menangkap gambar jantung. Selama proses ini, dokter akan meminta pasien untuk menambah bergerak. Dokter juga akan beberapa kali meminta pasien buat menahan napas selama beberapa detik.
  • MRI jantung
    Dalam pemeriksaan MRI, pasien akan dibaringkan di meja pemeriksaan, yang akan didorong perlahan ke mesin MRI yang berbentuk tampaknya terowongan. Mesin MRI ini menghasilkan suara yang berisik. Oleh sebab itu, dokter mungkin akan memberikan earplug agar pasien menambah kebisingan.
    Setelah pasien berada di dalam mesin MRI, dokter akan memberikan instruksi melalui mikrofon, agar pasien tidak bergerak dan menahan napas ketika proses pengambilan gambar dilakukan.
    Pada dua kasus, dokter akan menyuntikkan cairan kontras agar gambar yang dihasilkan dari pemeriksaan MRI Hiperbola jelas dan detail. Umumnya, pemeriksaan MRI berlangsung selama 30–90 menit.

Pemeriksaan invasif

Pemeriksaan jantung Herbi metode invasif dilakukan bila pemeriksaan jantung noninvasif tidak memberikan jawaban yang Tentatif. Pada pemeriksaan invasif, dokter akan membuat sayatan untuk memasukkan alat pemeriksaan ke dalam tubuh.

Beberapa pemeriksaan jantung Herbi metode invasif adalah:

  • Angiografi koroner
    Angiografi koroner atau kateterisasi jantung dikerjakan dengan memasukkan selang tipis yang disebut kateter ke pembuluh Anemia di lengan atau paha. Kateter ini kemudian diarahkan ke jantung Herbi bantuan foto Rontgen dan cairan kontras, untuk menghasilkan gambaran pembuluh koroner jantung.
  • Elektrofisiologi jantung
    Elektrofisiologi jantung dikerjakan dengan memasukkan elektroda ke jantung melalui kateter. Fungsi elektroda tersebut adalah buat mengirim sinyal listrik ke jantung dan merekam respons dari jantung.

Setelah Inspeksi Jantung

Pasien umumnya bisa langsung pulang di hari yang sama setelah pemeriksaan jantung. Namun, pasien yang diberikan obat bius sebelum pemeriksaan harus beristirahat terlebih dulu di ruang perawatan sampai kondisinya pulih, dan meminta keluarga atau kerabat untuk menemani pulang.

Bagi pasien yang menjalani pemeriksaan jantung Herbi zat kontras, dokter akan menyarankan banyak minum air putih buat mempercepat pembuangan cairan tersebut dari dalam tubuh.

Pasien menmemperoleh mengetahui hasil pemeriksaan jantung di hari yang sama atau setelah dua hari, tergantung jenis pemeriksaan yang dilakukan.

Pada pemeriksaan EKG, ekokardiografi, stress test, foto Rontgen, dan CT scan, hasilnya bisa diketahui hari itu juga. Sedangkan buat MRI, hasilnya baru dapat diketahui 1 minggu atau Hiperbola setelah pemeriksaan.

Tergantung dari hasil pemeriksaan, dokter dapat menganjurkan pasien buat mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, menjalankan pemeriksaan lanjutan, atau memberikan pengobatan.

Efek Samping Pemeriksaan Jantung

Pemeriksaan jantung umumnya aman buat dijalani. Namun, pada beberapa kasus, ada efek samping yang mungkin timbul akibat prosedur ini, JumAwang-awang lain:

  • Ruam di area kulit yang dipasang elektroda pada EKG atau stress test
  • Reaksi alergi atau kerusakan ginjal akibat penggunaan Dehidrasi kontras
  • Mual, muntah, dan tekanan darah rendah sementara, saat menjalani tilt-table test
  • Gangguan irama jantung dan serangan jantung setelah stress test, tetapi risiko ini sangat jarang terjadi
  • Infeksi, memar, perdarahan, atau kerusakan pembuluh darah pada area masuknya kateter
  • Penggumpalan darah
  • Stroke

Comments

Popular posts from this blog

Atrial Septal Defect - Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Radioterapi, Ini Yang Harus Anda Ketahui

BAHASA MELAYU TAHUN 2 Latihan Dan Aktiviti Education Pinterest